Makalah
Praktikum Ekonomi Sumberdaya Hutan
Medan,
Maret 2021
MENANAM POHON
BERNILAI EKONOMIS TINGGI
Dosen
Penanggungjawab :
Disusun Oleh:
FEBRIAN ARMANDO PINEM |
191201132 |
AL FANDI KOTO |
191201133 |
NOERMAN FACHKRI |
191201134 |
AISYAH AQILAH |
191201137 |
CHANTY PUTRI HUMAIRAH |
191201146 |
VENECIA MARGARETHA S. |
191201182 |
Kelompok 3
HUT4A
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan
kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Makalah Praktikum Ekonomi Sumberdaya Hutan ini dengan baik. Makalah Praktikum
Ekonomi Sumberdaya Hutan yang berjudul “Menamam Pohon Bernilai Ekonomis Tinggi”
ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Praktikum Ekonomi Sumberdaya Hutan sebagai
syarat masuk Praktikum Ekonomi Sumberdaya Hutan di minggu yang akan datang pada
Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
penanggungjawab Managemen Hutan yaitu Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si karena telah memberikan materi dengan baik dan benar. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada asisten yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama penulis mengikuti kegiatan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai
pihak dalam upaya untuk memperbaiki isi makalah
ini akan sangat penulis hargai. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Medan, Maret 2021
Penulis
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………….1
Rumusan Masalah……………………………………………………2
Tujuan………………………………………………………………..2
BAB II ISI
Apa yang dimaksud dengan Ekonomi
Sumberdaya Hutan?…………3
Bagaimana Hubungan Antara
Hutan dengan Ilmu Ekonomi? ………4
Apa saja Pohon yang memiliki Nilai Ekonomis Tinggi………. ……5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………..6
Saran………………………………………………………………....6
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan
adalah suatu lapangan bertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan
persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya dan yang ditetapkan
pemerintah sebagai hutan. Jika pengertian hutan ditinjau dari sudut pandang
sumberdaya ekonomi terdapat sekaligus tiga sumberdaya ekonomi, yaitu: lahan,
vegetasi bersama semua komponen hayatinya serta lingkungan itu sendiri sebagai
sumberdaya ekonomi yang pada akhir-akhir ini tidak dapat diabaikan. Sedangkan
kehutanan diartikan sebagai segala pengurusan yang berkaitan dengan hutan,
mengandung sumberdaya ekonomi yang beragam dan sangat luas pula dari
kegiatan-kegiatan yang bersifat biologis seperti rangkain proses silvikultur
sampai dengan berbagai kegiatan administrasi pengurusan hutan. Hal ini berarti
kehutanan sendiri merupakan sumberdaya yang mampu menciptakan sederetan jasa
yang bermanfaat bagi masyarakat (Nelly.
Hasil hutan juga jelas merupakan sumberdaya ekonomi potensial yang beragam yang didalam areal kawasan hutan mampu menghasilkan hasil hutan kayu, non kayu dan hasil hutan tidak kentara (intangible) seperti perlindungan tanah, pelestarian sumberdaya air dan beragam hasil wisata. Uraian tersebut di atas terungkap bahwa hutan, kehutanan dan hasil hutan sesungguhnya menjadi sumberdaya (resources) yang mempunyai potensi menciptakan barang, jasa serta aktifitas ekonomi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kajian ekonomi akan meliputi semberdaya sendiri-sendiri atau secara majemuk sehingga disebut sumberdaya hutan. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Dengan demikian Ekonomi sumberdaya hutan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya hutan, sehingga fungsinya dapat dipertahankan dan ditingkatkan dalam jangka panjang. Pada dasarnya ekonomi summberdaya hutan tidak berbeda dengan ilmu pengetahuan ekonomi pada umummnya, karena sumberdaya hutan mengandung sifatsifat khas sehingga dipandang dapat dipahami kalau dipelajari sebagai subjek pengetahuan tersendiri (Sala. 2012).
Ekonomi SDH adalah suatu bidang penerapan alat-alat analisis ekonomi terhadap persoalan produksi, permintaan, penawaran, biaya produksi, penentuan harga termasuk dalam kajian ekonomi mikro dan masalah kesejahteraan masyarakat (kesempatan kerja, pendapatan produk domestik dan pertumbuhan ekonomi) yang termasuk dalam kajian ekonomi makro. Kajian ekonomi mikro dalam ekonomi SDH untuk menjawab barang dan jasa hasil hutan apa yang diproduksi sehingga dapat menguntungkan unit usaha (bisnis) sebagai pelaku usaha, sedangkan kajian ekonomi makro akan menjawab bagaimana sumberdaya hutan dimanfaatkan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat dalam pengertian bahwa sumberdaaya hutan telah memberikan kontribusi bagi tersedianya lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan memberikan jasa perlindungan lingkungan bagi semua masyarakat (Kementrian Lingkungan Hidup. 2012).
Ekonomi SDH sangat mendasar posisinya dalam pengelolaan hutan; tanpa pertimbangan atau analisis ekonomi efisiensi pengelolaan hutan sukar tercapai. Analisis ekonomi SDH dapat diketahui apa yang diusahakan, berapa jumlahnya, kapan ditanam dan kapan dipanen serta berapa harga jual sehingga pengelolaan hutan dapat menguntungkan dan berkesinambungan. Pertimbangan- pertimbangan ekonomi tidak hanya pada kegiatan pemanfaatan hasil hutan, tetapi juga berlaku untuk kegiatan konservasi dan rehabilitasi hutan dalam upaya meningkatkan jasa lingkungan dari hutan (Sumitro. 2015).
1.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan Ekonomi Sumberdaya Hutan?
2. Bagaimana
Hubungan Antara Hutan dengan Ilmu Ekonomi?
3. Apa saja Pohon yang memiliki Nilai Ekonomis Tinggi ?
1.2 TUJUAN MASALAH
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Ekonomi Sumberdaya Hutan
2. Untuk
mengetahui tentang Hubungan Antara Hutan dengan Ilmu Ekonomi
3. Untuk
mengetahui Pohon yang memiliki
Nilai Ekonomis Tinggi
BAB II
ISI
2.1 Apa yang dimaksud dengan Ekonomi
Sumberdaya Hutan?
Hutan ditinjau dari sudut
pandang sumberdaya ekonomi terdapat sekaligus tiga sumberdaya ekonomi, yaitu: lahan,
vegetasi bersama semua komponen hayatinya serta lingkungan itu sendiri sebagai
sumberdaya ekonomi yang pada akhir-akhir ini tidak dapat diabaikan. Sedangkan
kehutanan diartikan sebagai segala pengurusan yang berkaitan dengan hutan,
mengandung sumberdaya ekonomi yang beragam dan sangat luas pula dari
kegiatan-kegiatan yang bersifat biologis seperti rangkain proses silvikultur
sampai dengan berbagai kegiatan administrasi pengurusan hutan. Hal ini berarti
kehutanan sendiri merupakan sumberdaya yang mampu menciptakan sederetan jasa
yang bermanfaat bagi masyarakat.
Ilmu ekonomi adalah
ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam melakukan pilihan dari
berbagai alternatif. Dengan demikian Ekonomi sumberdaya hutan adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya hutan, sehingga
fungsinya dapat dipertahankan dan ditingkatkan dalam jangka panjang. Sumberdaya
alam mempunyai peran penting dalam kelangsungan hidup manusia. Pengelolaan
terhadap sumberdaya alam harus sangat bijaksana. Karena diperlukan waktu yang
cukup lama untuk bisa memulihkan kembali apabila telah terjadi
ke-rusakan/kepunahan. Pengelolaan secara bijaksana yaitu pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya yang optimal dan berwawasan lingkungan agar sumberdaya
alam yang ada tetap lestari.
2.2
Bagaimana Hubungan Antara Hutan dengan Ilmu Ekonomi?
Ekonomi SDH sangat mendasar posisinya dalam pengelolaan hutan; tanpa
pertimbangan atau analisis ekonomi efisiensi pengelolaan hutan sukar tercapai.
Analisis ekonomi SDH dapat diketahui apa yang diusahakan, berapa jumlahnya, kapan ditanam dan kapan
dipanen serta berapa harga jual sehingga pengelolaan hutan dapat menguntungkan
dan berkesinambungan. Pertimbangan- pertimbangan ekonomi tidak hanya pada kegiatan
pemanfaatan hasil hutan, tetapi juga berlaku untuk kegiatan konservasi dan
rehabilitasi hutan dalam upaya meningkatkan jasa lingkungan dari hutan.
Sumberdaya
hutan berperan sebagai penggerak ekonomi dapat teridentifikasi daalam beberapa
hal, yaitu: pertama, penyediaan devisa untuk membangun sektor lain yang
membutuhkan teknologi dari luar negeri; kedua, penyediaan hutan dan lahan
sebagai modal awal untuk pembangunan berbagai sektor, terutama untuk kegiatan
perkebunan, industri dan sektor ekonomi lainnya; dan yang ketiga, peran
kehutanan dalam pelayanan jasa lingkungan hidup dan lingkungan sosial
masyarakat. Ketiga bentuk peranan tersebut berkaitan dengan peranan sumberdaya
hutan sebagai penggerak ekonomi yang sangat potensial, sangat kompleks dan
saling terkait.
2.3 Apa Saja
Pohon Yang Memiliki Nilai Ekonomis Tinggi
a. Alpukat
(Persea americana Mill)
Alpukat (Persea americana Mill) yangtermasuk dalam famili tumbuhan Lauraceae
yangbanyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis.Tanaman ini merupakan salah
satu tanaman obatyang sangat penting dan dimanfaatkan sebagaiobat tradisional
untuk pengobatan sepertisariawan, kencing batu, darah tinggi, kulit mukakering
sakit gigi, bengkak karena perandangandan kecing manis. Sebagai obat
tradisional daun alpukatdilaporkan bersifat antibakteri dan dapatmenghambat
pertumbuhan beberapa bakteriseperti Staphylococcus aurus stain A dan
B,Staphylococcus albus, Pseudomonas sp, Proteussp, Eschericeae sp, dan Bacillus
subtilis. Analisis kandungan kimiadari
tanaman ini yang telah diisolasi adalahsaponin, alkaloid, flavonoid, terpena,
safrol, dantanin.
Minyak biji alpukat mengandung fatty acidmethyl esters yang berpotensi
sebagai bahan bakaralternatif: avocado biodiesel. Berdasarkanpertimbangan bahwa
buah alpukat banyakterdapat di masyarakat, harganya murah danbijinya belum
dimanfaatkan secara maksimal,maka perlu dilakukan penelitian tentang
bijialpukat tersebut. Untuk mengetahui kelayakanminyak biji alpukat sebagai
bahan baku biodiesel,maka perlu dilakukan beberapa pengujian untukmengetahui
angka asam, asam lemak bebas,densitas minyak, viskositas dan yield.
Hampir setiap bagian dari
pohon alpukat memiliki manfaat. Kayu pohon alpukatbermanfaat sebagai bahan
bakar. Biji dan daunnya dapat digunakan dalam industripakaian. Kulit pohonnya
dapat digunakan untuk pewarna coklat pada produk yang terbuat dari kulit.
Persea americana Mill (alpukat) merupakan salah satu bahan alami yang
mengandungbeberapa bahan aktif yang diduga dapat menurunkan kadar kolesterol
dalam darah, antaralain : pantethin, niasin (vitamin B3), beta sitosterol,
vitamin C, vitamin E, vitamin A(beta carotene), asam pantothenat, asam oleat,
golongan MUFA, asam folat, selenium,asam amino dan serat.
b.
Tusam (Pinus)
Pinus adalah pohon yang cukup kuat, bahkan ia bisa hidup di hampir semua
jenis tanah di seluruh dunia.Tanaman pinus sangat membutuhkan cahaya matahari
untuk bisa tumbuh sempurna.Tanaman pinus bisa tumbuh sangat tinggi hingga 80
meter, tapi kebanyakan pinus tingginya hanya antara 15 sampai 45 meter.Setelah
umur 10 tahun, pinus sudah mulai bisa diambil getahnya. Sedangkan untuk kayu
mebel sebaiknya setalah umur 30 tahun atau saat tebal kayu sudah mencapai
antara 238-322 meter kubik per hektar dan untuk kayu pulp bisa pada umur 10 –
15 tahun.Great Basin bristlecone adalah salah satu spesies pohon pinus yang
bisa hidup sangat lama, bahkan ada yang mencapai usia 5065 tahun. Hampir semua
bagian pohon pinus dapat digunakan, antara lain bagian batangnya dapat disadap
untuk diambil getahnya.
Manfaat Batang Pinus
Batang pinus bisa disadap karena mengandung getah yang berguna menghasilkan gondorukem dan terpentin. Gondorukem pun bisa kembali digunakan sebagai bahan pembentukan sabun resin dan cat. Sedang, terpentin biasanya warga manfaatkan untuk industri pengharum atau parfum, obat-obatan serta disinfektan. Maka dari itu, batang pohon pinus sendiri biasanya terjual dengan harga cukup mahal. Getah dari pohon pinus sendiri dapat diolah menjadi bahan dasar pengencer cat. Sedangkan hasil kayunya bermanfaat untuk konstruksi, korek api, kertas dan lain sebagainya.
Manfaat Hutan
dan Budidaya Pinus
Hutan pinus
sering masyarakat manfaatkan untuk rehabilitasi serta reboisasi lahan. Selain
itu, budidaya pohon tusam sendiri kerap para pengrajin pilih sebagai bahan baku
kerajinan tangan.Ada banyak jenis kerajinan tangan yang berasal dari bagian
pohon tersebut, seperti gantungan kunci, perabotan rumah tangga, hiasan serta
pernak-pernik rumah tangga dan sebagainya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Ekonomi SDH adalah suatu bidang penerapan alat-alat
analisis ekonomi terhadap persoalan produksi, permintaan, penawaran, biaya
produksi, penentuan harga termasuk dalam kajian ekonomi mikro dan masalah
kesejahteraan masyarakat
2. Sumberdaya hutan berperan sebagai penggerak ekonomi
dapat teridentifikasi dalam beberapa hal, yaitu: pertama, penyediaan devisa
untuk membangun sektor lain yang membutuhkan teknologi dari luar negeri; kedua,
penyediaan hutan dan lahan sebagai modal awal untuk pembangunan berbagai
sektor, terutama untuk kegiatan perkebunan, industri dan sektor ekonomi
lainnya; dan yang ketiga, peran kehutanan dalam pelayanan jasa lingkungan hidup
dan lingkungan sosial masyarakat.
3. Pohon yang memiliki
Ekonomis tinggi diantaranya adalah Alpukat
(Persea americana Mill), dan Tusam (Pinus).
4. Hampir
setiap bagian dari pohon alpukat memiliki manfaat. Kayu pohon alpukatbermanfaat
sebagai bahan bakar. Biji dan daunnya dapat digunakan dalam industripakaian.
Kulit pohonnya dapat digunakan untuk pewarna coklat pada produk yang terbuat
dari kulit.
5. Hampir semua bagian pohon pinus dapat digunakan, antara
lain bagian batangnya dapat disadap untuk diambil getahnya. Getah dari pohon
pinus sendiri dapat diolah menjadi bahan dasar pengencer cat. Sedangkan hasil
kayunya bermanfaat untuk konstruksi, korek api, kertas dan lain sebagainya.
Saran
Sebaiknya kita lebih memilih tumbuhan yang lebih memiliki nilai ekonomis tinggi
untuk menunjang kebutuhan masyarakat sekitar dan sebaiknya praktikum ini di
lakukan secara lebih efektif, kreatif dan inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Hantono EJ. 2016. Pemanfaatan bunga pinus dalam pembuatan
papan partikel sebagai bahan dalam pembuatan produk kerajinan. E proceeding of
art & design, 3(3): 1-7.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012.
[Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 15 tahun
2012 tentang Panduan valuasi ekonomi ekosistem hutan].
Nelly. 2013. Ekonomi dan
Keanekaragaman Hayati, Mengembangkan dan Memanfatkan Perangsang Ekonomi Untuk
Melestarikan Sumberdaya hayati. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Nurrani , L. dan S. Tabba. 2012. Persepsi
dan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya alam taman nasional
aketajawe lolobata di provinsi maluku utara. [Jurnal Penelitian Sosial dan
Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 1 Maret 2013, Hal. 61 - 73].
Sallata, M. K.
2013. Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) dan Keberadaannya di Kabupaten
Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Buletin Eboni, 10(2), 85-98.
Sumitro, 2015. Ekonomi Kehutanan. Yayasan Pembina,
Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar